Tema : Sosial
Turis
Belgia
Sepulang
sekolah tepatnya pada hari Sabtu, 19 Juli 2014 cuacanya sangat panas. Sehingga
mengharuskan aku untuk menggeser jendela angkutan umum jurusan Tumpang-Arjosari
untuk dapat menghirup udara segar dari luar, ternyata yang kuhirup malah polusi
kendaraan di jalanan yang ramai. Kebetulan saja orang yang duduk di sebelah
kiriku adalah seorang turis dari Belgia yang bernama Rani WyDooghe, dia
berkunjung ke Indonesia bersama kedua temannya, Jolien Phlips, dan Elien
Nuyttens dan seorang pemandu wisata dari Indonesia.
Ariene (Saya) :
“Excuse me [Permisi] (menggeser jendela angkutan umum)”
Rani : “Oh, of course [Baiklah] (menggeser
tempat duduknya)”
Rasanya
aku ingin bercakap-cakap dengan mereka semua setelah memperhatikan aksen bicara
mereka. Aku mencoba mengobrol dengan pemandunya terlebih dahulu untuk meminta
izin.
Ariene (saya) : “Om,
permisi, apa aku boleh mengobrol dengan mereka?”
Pemandu : “oh tidak apa-apa. Silahkan.”
Ariene (saya) : “Kalau nanti ada kata-kata
yang salah bagaimana?”
Pemandu : “Jangan takut salah dik, aku aja sering kok
salah ngomong. Gak apa-apa
buat pengalaman
baru. (Memberikan aba-aba kepada ketiga turis tersebut jika aku ingin mengobrol
dengan mereka)”
Ariene (saya) : “Umm, good morning all! [Selamat
pagi semuanya!!]”
Rani, Jolien, Elien : “Good morning too! [selamat pagi
juga]”
Ariene (saya) : “(Berjabat tangan dengan Rani,
Jolien, Elien) My name’s Ariene [Namaku
Ariene]”
Rani, Jolien, Elien : “(Berjabat tangan dan memperkenalkan
diri masing-masing)”
Ariene (saya) : “How are you today? [bagaimana
kabarmu hari ini] (sedikit gugup)”
Rani : “Thank you, I’m fine. [terima kasih,
aku baik-baik saja]”
Ariene (saya) : “Where you come from? [Kamu
berasal dari negara mana?]”
Rani : “I’m
from Belgium.
You know it? Where? [Saya dari Belgia, kamu tahu
Belgia dimana?]”
Ariene (saya) : ”(Bingung dengan apa yang
dikatakannya) mmm…”
Rani : “Europe!
Hehe [Eropa!] (tertawa)”
Ariene (saya) : “ah
yea, Europe (bingung) btw, how old are you?
[ngomong-ngomong,
berapakah umurmu?]”
Rani :
“I’m 21st years old and I’m a teacher. How about you? [umurku 21
tahun.
Kalau kamu?]”
Ariene (saya) : “I’m
14th years old. Wow! It’s an interesting job! [umurku 14 tahun. Wow
itu pekerjaan yang sangat menarik ]”
Rani : “Haha thanks. Do you have a sister or
brother? [oh, apakah kamu memiliki
saudara kandung laki-laki atau perempuan?]”
Ariene (saya) : “of course, I have a younger
sister. Her name is Ranie. [oh tentu, aku
memiliki seorang adik perempuan, namanya
Ranie]”
Rani : “Ranie? Haha same with me. Btw, if u
have reach your success, what will
you want to be? [Ranie? Haha sama denganku.
Ngomong-ngomong, jika
kamu sudah meraik kesuksesanmu, kamu ingin menjadi apa?]”
Ariene (saya) : “I wanna be an English
teacher. [aku ingin menjadi seorang guru Bahasa
Inggris]”
Rani : “oh”
Ketika
tempat pemberhentianku yang pertama sudah terlewat jauh, segera saja kusodorkan
secarik kertas dan spidol hitam untuk meminta tanda-tangan dan alamat E-mail
mereka. Tak lama, ssecarik kertas kosong tadi berubah menjadi secarik kertas
yang penuh dengan tulisan. Tanpa menunggu aba-aba, spontan aku memberikan tanda
kepada supir angkot tadi untuk memberhentikan angkotnya. Dengan terpaksa aku
turun dari angkot, dan berjalan sejauh 1 Km menuju pemberhentian awalku.
Sebenarnya aku masih ingin mengenal lebih dalam mengenai mereka, tapi karena
waktu yang mendesakku untuk cukup mengenal mereka, terpaksa deh aku turun.
Ariene (saya) : “I’ve
to go now. Thank you so much. [Aku harus turun sekarang. Terima
kasih banyak]”
Jolien :”Nice to meet you [senang bertemu
denganmu]”
Ariene (saya) : ”Nice to meet you too [senang
bertemu denganmu juga] (melambaikan
tangan)”
Sejak
saat itu, aku memiliki prinsip “Jangan takut untuk memulai sesuatu, karena dari
kesalahan kita belajar menjadi lebih baik”. Aku juga berharap, suatu saat
nanti, aku bisa bertemu kembali dengan mereka atau dengan turis lain dan
bercakap-cakap dengan mereka.
Loh percakapanku sama kamu kok mbok post :v
BalasHapuslol :v
BalasHapus